Kalau dulu nenek moyang kita sanggup membangun candi megah dengan segala keterbatasan, maka saat ini masyarakat Sidoarjo sanggup membangun candi dengan segala kemalangan atas tragedi Lumpur Lapindo yang telah menyiksa mereka berbulan-bulan tanpa solusi.
Kepingan-kepingan lumpur kering disusun-susun membentuk miniatur candi Prambanan. Ketimbang hanya meratapi nasib dan menunggu penyelesaian dari pemerintah yang tak kunjung datang, masyarakat korban Lumpur Lapindo pun berinisiatif melakukan hal-hal positif dan kreatif untuk tujuan wisata sekaligus menghibur diri. Bukti bahwa masyarakat kita pun punya ‘power’ untuk bisa mengatasi masalahnya sendiri tanpa perlu mengemis pada pemerintah yang tak mau peduli. (bamz)
Tags: creative by nature
February 12, 2009 at 3:36 am |
woey, iku sing mbangun arek2 dusun babatan desa besuki. arek2 golonganku cangkru’an. butuh pirang2 ndino nggawe candi iku. nggawene yo mulai isuk sampe’ sore. timbangane nganggur gak kerjo yo nggawe kono’anae. apaik, kene’ digawe deleng2an.
May 22, 2009 at 12:56 am |
wah, kreatif sekali…
saya suka
memang begitulah seharusnya, menjadikan musibah sebagai berkah…
tapi, bukan berarti penanganan terhadap kesejahteraan dan kelayakan hidup mereka lantas dilupakan tho…? 🙂
May 23, 2009 at 7:28 am |
mantebb! tukeran link yokk, linkmu dah sy pasang!
May 27, 2009 at 8:26 am |
@ vizon: setuju!!
@ AeArc: ok, moga bermanfaat..
August 5, 2010 at 2:16 am |
Kalau bisa jangan candi aja yang dibuat, gambar aja miniatur Indonesia kaya taman mini gitu. Oke sabar dan syukur sama-sama tiket ke surga amin..